Translate

Jumat, 07 April 2017

Kegiatan Pembelajaran 4: Tata Cahaya






1. Konsep tata cahaya
Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting ketika merekam video. Namun, cahaya yang terlalu banyak akan membuat obyek terlihat putih. Sebaliknya, kurang cahaya dapat membuat obyek tidak terlihat. Sebagian besar kamera video saat ini telah dilengkapi pengaturan cahaya otomatis. Namun demikian, saat merekam diluar ruangan, sebaiknya posisi Anda membelakangi
cahaya matahari.

Melalui penataan cahaya, dapat diciptakan suasana yang dapat menyentuh emosi penonton. Misalnya suasanya sedih, gembira, sakral. Demikian pula melalui penataan cahaya dapat memberikan kesan aktor sedang marah, sedih, atau berwibawa. Jadi, meskipun kini telah banyak kamera video dengan sensitivitas tinggi, yang dalam suatu ruangan yang cukup luas dapat mengambil gambar dengan sangat jelas, tidak berarti mampu menggeser peranan tata cahaya. Sebab, dengan pencahayaan terhadap suatu obyek, akan dapat menciptakan gambar atau dapat menjelaskan bentuk obyek dengan terang dan indah.

Tujuan dari tata cahaya adalah untuk mendapatkan gambar yang menarik dan mendukung suatu produksi visualisasi dari suatu naskah cerita. Tata cahaya/lampu yang menyinari semua objek sesungguhnya menghadirkan kemungkinan bagi sutradara dan aktor untuk saling melihat dan berkomunikasi. Semua objek yang disinari memberikan gambaran yang jelas kepada penonton tentang segala sesuatu yang akan dikomunikasikan. Dengan cahaya, sutradara dapat menghadirkan ilusi imajinatif. Banyak hal yang bisa difungsikan berkaitan dengan peran tata cahaya/lampu tetapi fungsi dasar tata cahaya/lampu ini ada empat, yaitu penerangan, dimensi, pemilihan, dan atmosfir.

1) Penerangan
Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada pemain dan setiap objek yang ada dilokasi. Istilah penerangan dalam tata cahaya/panggung bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga bisa dilihat tetapi juga memberi penerangan bagian tertentu dengan intensitas tertentu. Tidak semua area memiliki tingkat terang yang sama tetapi diatur dengan tujuan dan maksud tertentu sehingga menegaskan pesan yang hendak disampaikan melalui laku aktor.

2) Dimensi
Dengan tata cahaya/lampu kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga membantu perspektif tata panggung. Jika semua objek diterangi dengan intensitas yang sama maka gambar yang akan tertangkap oleh kamera tampak sama. Dengan pengaturan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap dan terang maka dimensi objek akan muncul
.
3) Pemilihan
Tata cahaya/lampu dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang hendak disinari. Pengaturan tata cahaya/lampu ini tidak hanya berpengaruh bagi perhatian penonton tetapi juga bagi para aktor serta keindahan tata panggung yang dihadirkan.

4) Atmosfir
Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya/lampu adalah kemampuannya menghadirkan suasana yang mempengaruhi emosi penonton. Kata “atmosfir” digunakan untuk menjelaskan suasana serta
emosi yang terkandung dalam pe-ristiwa lakon. Tata cahaya/lampu mampu menghadirkan suasana yang dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya teknologi, efek lampu dapat diciptakan untuk menirukan cahaya bulan dan matahari pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, warna
cahaya matahari pagi berbeda dengan siang hari. Arah cahaya terhadap obyek harus diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi harapan yang diinginkan dalam proses produksi. Berikut ini beberapa panduan untuk mengarahkan sumber cahaya:
- menyinari scene sehingga menghasilkan gambar yang mudah dipahami dan  dapat dilihat tanpa      menyulitkan mata manusia
- memberikan penyinaran yang seimbang dari scene yang satu dengan yang lain, sehingga diperoleh    urutan gambar yang sesuai tone warna yang baik terutama pada wajah artis
- mendukung suasana realistik (pagi, siang, malam) maupun dramatic (sedih, gembira, cemas, takut)
- menghasilkan gambar yang menyenangkan melalui distribusi cahaya dan bayangan secara artistic
- menciptakan dimensi atau kesan ruang dan kesan kepaduan bentuk, menghasilkan pemisahan visual    antara obyek latar depan dan belakang
- menambah keindahan atau kemolekan dari segi wajah subyek.

2. Prinsip tata cahaya
Dalam pengambilan gambar bergerak, baik di dalam maupun luar ruangan sangat penting untuk mengatur pencahayaan sehingga subyek akan tampak dengan jelas. Jika pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan, usahakan ruangan memiliki cukup banyak cahaya alami ataupun cahaya buatan. Dalam proses produksi video, tata cahaya memegang peranan yang sangat penting, bahkan yang paling menentukan nilai atau kualitas materi video yang ingin ditampilkan. Secara umum, dalam tata cahaya dikenal istilah three points lighting, yang merupakan formula dasar pencahayaan dalam produksi video. Three points lighting itu adalah yaitu key light, fill light dan back light.


Gambar 40 Tata Cahaya Dalam Proses Produksi Video


a. Keylight
Key light adalah cahaya terkuat dan paling penting dari tiga cahaya yang digunakan dalam teknik ini. Sumber cahaya ini ditempatkan di antara sisi kamera dan subjek sedemikian rupa (biasanya membentuk sudut 45o) sehingga satu sisi subyek akan terang, tetapi sisi lain agak gelap. Biasanya sinar yang digunakan pada keylight merupakan seberkas sinar dari hard light dan terfokus pada subyek. Banyaknya sumber cahaya untuk keylight, tergantung dari banyaknya sudut pengambilan gambar. Oleh karena itu, dalam produksi film, sumber cahaya ditempatkan di berbagai arah dengan berbagai intensitas.

b. Fill light
Fill light digunakan sebagai sumber cahaya sekunder untuk key light dan ditempatkan di sisi berlawanan dari subyek (membentuk sudut -45o). Sumber cahaya ini tidak seterang key light, karena hanya digunakan untuk mengisi bayangan yang dihasilkan key light. Fill light membantu mengurangi kontras yang dihasilkan oleh key light sehingga gambar lebih terlihat natural.


c. Back light
Back light ditempatkan di belakang subyek dan digunakan untuk pencahayaan subyek dari belakang. Back light bisa lebih terang ataulebih redup dari key light; sumber cahaya ini akan memberikan highlight yang cukup pada subyek dan memisahkan subyek dari latar belakang. Back light menambah kedalaman gambar, sehingga membuat tampilan gambar menjadi tiga dimensi. Penataan lampu dapat pula memberikan kesan tertentu. Penataan lampu dapat juga diatur untuk memberikan berbagai efek, baik efek yang bersifat artistik, yang umumnya digunakan untuk acara hiburan, maupun efek dramatis. Untuk mendapatkan penyinaran yang seimbang antara ketiga unsur penyinaran, harus ada perbandingan tertentu antara keylight, fill light dan back lignt. Perbandingan tersebut adalah 3 untuk back light, 2 untuk key light dan 1 untuk fill light. Back light yang terbanyak agar dapat memisahkan subyek dengan dekorasi sehingga gambar tidak terlihat menempel.

3. Sumber cahaya
a. Sumber cahaya alam
Sumber cahaya alam yaitu cahaya matahari yang merupakan bentuk penyinaran terbaik dalam pengambilan gambar bergerak. Matahari memiliki cahaya yang terang dan merata, memberikan warna-warna alami dan kedalaman focus yang mencukupi. Yang harus diperhatikan oleh juru kamera
apabila mengambil gambar dengan menggunakan cahaya matahari adalah bahwa kecerahan dan posisi matahari selalu berubah. Waktu yang paling baik untuk pengambilan gambar diluar ruangan adalah antara pukul 07.00 hingga 11.00 dan antara pukul 14.00 hingga 16.30. Cahaya yang diperoleh
dalam rentang waktu tersebut mendekati kesamaan kecerahan sehingga juru kamera akan mendapatkan hasil gambar yang maksimal. Hindari pengambilan gambar pada saat matahari tepat diatas kepala karena akan muncul bayang-bayang dan kernyitan di dahi subyek. Hal ini akan mempengaruhi ekspresi wajah subyek. Hindari juga pengambilan gambar saat sore menjelang petang karena akan menghasilkan gambar bluish (berwarna kebiruan).

b. Sumber cahaya buatan
Sumber cahaya yang digunakan berasal dari cahaya lampu. Yang dimaksud dengan lampu disini adalah movie lamp (lampu shooting). Movie lamp harus memancarkan cahaya pada temperature warna daylight. Untuk menghasilkan cahaya daylight maka lampu harus dilengkapi dengan filter biru. Penggunaan lampu ini bertujuan untuk menghilangkan bayangan, namun tetap mempertahankan teori keylight, fill light dan back light. Apabila plafon ruangan berwarna putih dan tidak terlalu tinggi, juru kamera mengarahkan lampu-lampu ke dinding dan langit-langit untuk memperoleh sebaran cahaya merata ke sekitar ruangan. Penerangan ruangan dengan cahaya pantulan akan memberikan satu background yang baik.



TERIMA  KASIH





Kegiatan Pembelajaran 2. SINEMATOGRAFI




Sinematografi berasal dari Bahasa Yunani kinema yang berarti gerakan dan graphoo yang berarti menulis. Sinematografi adalah kegiatan menulis yang menggunakan gambar bergerak, seperti apakah gambar-gambar itu, bagaimana merangkai potongan-potongan gambar yang bergerak menjadi rangkaian gambar yang mampu menyampaikan maksud tertentu atau menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan ide tertentu.

Untuk mengetahui bahasa televisi/film, kita harus mempelajari kata-katanya, susunan kalimatnya dan tata bahasanya. Hal tersebut meliputi makna masing-masing gambar (frame), hubungan antar frame (shot), hubungan antar shot (scene) dan hubungan antar scene (sequence )

1. Shot, kalimat dalam bahasa televisi
Shot adalah bagian dari adegan. Seperti halnya kata-kata yang diajarkan, diurutkan satu sesudah yang lain tetapi belum tentu membentuk kalimat, begitu juga sambungan gambar-gambar menjadi satu rangkaian tertentu belum tentu dengan sendirinya berkata sesuatu. Bila hubungan gambar yang satu dengan yang lain itu memang dimaksudkan untuk menceritakan sesuatu haruslah ada unsur-unsur yang menunjukkannya. Unsur-unsur itu dapat dicari dalam komposisi gambar-gambar itu sendiri. Misalnya obyek yang bergerak dalam frame, dalam dialog yang diteruskan, atau dalam hubungan penonton dengan obyek-obyek dalam cerita itu sebagai akibat dari letak kamera atau lensa khusus yang dipergunakan. Segala cara untuk menghubungkan gambar-gambar dalam satuan tertentu sehingga dapat dicampur-campur disebut editing. Susunan gambar menjadi satu shot diatur menurut aturan tertentu itulah yang membuat penonton yang melihatnya akan dapat mengartikannya. Penonton akan mampu membaca dan menafsirkan apa saja yang mau diungkapkan oleh “kalimat” tertentu itu.

2. Scene (adegan), alinea dalam bahasa televisi
Untuk membuat suatu scene, shot-shot dihubungkan satu dengan yang lain. Sebuah scene yang klasik disusun mulai dengan long shot, dilanjutkan dengan sebuah close up dan diakhiri dengan sebuah long shot lagi atau cut away. Tetapi kebiasaan ini sekarang sudah tidak lagi ditaati secara ketat. Orang-orang bukan lagi mempertahankan shot-shotnya dalam membuat scene, tetapi arti scene itu sendiri. Hal penting yang diperlukan dalamsebuah scene adalah sebuah adegan atau action yang dipandang dari beberapa sudut kamera. Misalnya sebuah scene mengenai perkelahian, maka akan terlihat perkelahian itu dari sudut kiri dan kanan, dari lawan satu ke lawan yang lain.

Ada bermacam transisi untuk menyusun shot-shot menjadi scene, yaitu cut, dissolve, fade in, fade out, wipe. Transisi-transisi ini dapat dipakai untuk menunjukkan hubungan peristiwa, pergantian waktu atau tempat.
- Cut, adalah perpindahan atau pergantian langsung dari satu shot ke shot yang lain. Cut mempunyai    fungsi untuk kesinambungan action, detail obyek, perubahan tempat dan waktu, serta menciptakan    irama kejadian.
- Dissolve, adalah perpindahan gambar secara tumpang tindih dari akhir suatu shot dengan awal dari    suatu shot berikutnya
- Fade, adalah efek optik yang digunakan untuk keperluan transisi, dimana gambar berubah secara  berangsur-angsur menjadi gelap (fade out) atau dari gelap perlahan-lahan menjadi nampak    gambarnya (fade in).
- Wipe, adalah efek optik yang berfungsi sebagai transisi dari adegan pada layar tampak seperti garis  menghapus gambar yang terdahulu, sementara gambar adegan berikutnya mulai muncul mengikuti garis tersebut.

3. Sequence (babak), bab dalam bahasa televisi
Jika scene-scene disusun menjadi satu kesatuan, kita akan mendapatkan sebuah sequence. Dalam suatu sequence, diperoleh suatu mood atau kejadian utuh. Misalnya sebuah sequence tentang pengejaran seorang penjahat. Terlihat dalam sequence itu, seorang penjahat yang lari melalui jalan raya, terminal, jembatan, sungai, hutan dan dibelakangnya banyak polisi yang mengejarnya beserta anjing-anjing pelacak sampai pengejaran itu berakhir, entah penjahat itu tertangkap entah tidak. Bila penjahat itu tertangkap, sequence berikutnya mungkin sequence di pengadilan. Kalau tidak tertangkap, sequence berikutnya adalah penjahat itu bertemu dengan teman-temannya.

Sebuah sequence biasanya terdiri dari scene-scene pendahuluan, tengah dan akhir yang kemudian disambung oleh sequence lain dengan struktur yang sama. Berdasarkan kepandaian mempergunakan jenis-jenis hubungan (transisi) shot-shot menjadi scene, dari scene-scene menjadi sequence itu, suatu cerita akan menunjukkan gaya tersendiri. Dengan gaya yang khusus dapat dikenali sebuah film romantik, dramatis, komedis atau tragis. Terdapat lima prinsip yang perlu diperhatikan agar pengambilan gambar yang akan dilakukan mempunyai nuansa sistemik. Kelima prinsip itu adalah
camera angle, continuity, close up, composition, dan cutting.

1. Camera angle
Camera angle adalah sudut pandang penonton. Mata kamera adalah adalah mata penonton. Sudut pandang kamera mewakili penonton. Dengan demikian, penempatan kamera menentukan sudut pandang penonton dan wilayah yang dilihat penonton atau oleh kamera pada suatu shot. Sebagai patokan untuk menetapkan posisi kamera dalam pengambilan gambar terdapat dua buah pertanyaan yang harus dijawab yaitu, dimanakah sudut pandang terbaik untuk pengambilan suatu adegan (scene) dan seberapa luas atau banyak wilayah yang harus diambil Pemilihan sudut pandang kamera yang tepat akan mempertinggi visualisasi dramatik dari suatu cerita. Sebaliknya, jika penempatan sudut pandang kamera dilakukan tanpa motivasi tertentu maka makna gambar yang telah di shot kemungkinan tidak tertangkap atau sulit dipahami oleh penonton. Oleh karena itu, penempatan sudut pandang kamera menjadi faktor yang sangat penting dalam membangun cerita yang berkesinambungan.

2. Continuity
Sebuah film harus menampilkan urutan gambar yang berkesinambungan  lancar, dan mengalir secara logis. Inilah aspek continuity sebuah film. Sebuah film, baik itu sebuah rekaman kenyataan ataupun fiksi, harus mampu memberikan sebuah realitas kehidupan yang nyata bagi penontonnya. Dengan demikian, dapat dikatakan film adalah suatu dunia pura-pura yang meyakinkan dan itu dapat terwujud apabila kesinambungan dan logikanya terjaga dengan baik dan diterima wajar oleh penonton.

Film mempunyai waktu dan ruangnya sendiri. Waktu dalam film dapat dipersempit atau dikembangkan.

a. Kesinambungan waktu
Waktu yang sesungguhnya selalu bergerak ke depan, tetapi dalam film waktu dapat dimainkan. Ada empat kategori waktu dalam film, yaitu masa sekarang, masa lampau, masa depan dan menurut kondisi waktu.

- Masa sekarang
Film yang menggunakan kesinambungan masa sekarang berarti membuat keseluruhan film itu seperti terjadi saat ini. Kejadian masa lampau dapat juga diceritakan seperti terjadi masa kini.
Kesan dramatis akan terasa lebih kuat karena seolah-olah penonton diajak terlibat seperti menjadi saksi peristiwa tersebut

- Masa lampau
Masa lampau dapat diceritakan secara flashback untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi sebelum cerita dimulai atau perulangan peristiwa yang sudah disajikan terlebih dahulu. Cerita sejarah dapat ditampilkan seolah-olah terjadi masa kini didepan penonton.

- Masa depan
Kilasan ke depan adalah kebalikan dari flashback. Waktu bergerak maju ke masa depan untuk menggambarkan kejadiankejadian yang akan atau dapat terjadi dan kemudian kembali ke masa kini. Biasanya berupa sebuah dugaan atau khayalan ilmiah
(science fiction)

- Kondisi waktu
Yang dimaksud kondisi waktu adalah penggambaran waktu sebagaimana dikondisikan oleh elemen-elemen lain dalam cerita. Biasanya digunakan untuk menggambarkan mimpi buruk, fantasi tokokh yang ada dalam cerita, ingatan seseorang akan peristiwa traumatic dan sebagainya.

b. Kesinambungan ruang
Cerita yang peristiwanya bergerak dari satu tempat ke tepat lain membutuhkan pemikiran kesinambungan ruang. Agar dapat diterima dengan mudah oleh penonton, suatu kerangka logika dari suatu pergerakan harus diperlihatkan. Penonton harus dibuat sedemikian rupa menyadari lokasi/ruang dari action dana rah gerakan itu sehingga penonton selalu sadar darimana pemain datang dan
kemana pemain pergi. Untuk menggambarkan sebuah perjalanan panjang, ruang dapat dipersingkat dan tidak perlu semua ditunjukkan. Cukup mengambil bagian yang terpenting dan bagus yang dapat memberi kesan suatu progress ke tujuan.


3. Close up
Close up adalah sarana yang sangat unik dalam video. Close up pada video memberikan kemungkinan suatu penyajian yang rinci dan detail dalam suatu kejadian. Dalam sebuah pertunjukan drama, music ataupun tarian diatas panggung, penonton harus menyaksikan dari jarak tertentu dan tidak dapat berubah-ubah. Dengan menggunakan close up, video dapat tersaji bagian kecil dari suatu kejadian dalam adegan. Penonton sesaat dapat melihat secara detail bagian yang sangat kecil itu. Misalnya, adegan seorang dokter sedang menancapkan jarum suntuk ke lengan pasien, dalam drama panggung penonton tidak akan dapat menyaksikan dengan jelas. Close up yang dipilih secara seksama, direkam secara sempurna, dan disunting dengan tepat akan menciptakan dampak
dramatis dalam suatu kejadian.

Close up adalah salah satu sarana penuturan cerita yang sangat kuat bagi pembuat film. Sutradara film cerita biasanya sangat berkepentingan dengan aspek-aspek visual dan close up. Oleh karena itu close up harus dipertimbangkan, baik dari sudut visual maupun penyuntingnya.

4. Composition
Seorang pembuat film akan selalu dihadapkan pada salah satu hal yang sangat penting untuk dipikirkan dalam proses pembuatan film, yaitu bagaimana pembuatan komposisi yang baik disetiap adegan dalam film. Tujuan membuat gambar dengan pertimbangan komposisi adalah menampilkan gambar yang menarik bagi penonton agar penonton tidak mau melepaskan gambar yang ditampilkan dalam sekejap mata pun. Maka penonton tidak akan berpindah kea rah lain atau tergoda untuk menengok tempat lain. Komposisi merupakan pengaturan dari unsur-unsur yang terdapat dalam gambar untuk membentuk suatu kesatuan yang serasi dalam sebuah bingkai. Seorang kameramen harus menentukan apa yang masuk dan apa yang tidak masuk dalam gambar yang dibatasi oleh bingkai dalam viewfinder kamera, yang dikenal dengan istilah framing.

Oleh karena itu juru kamera harus membuat setiap frame dalam sebuah shot berdasarkan prinsip prinsip  sinematik, yaitu keindahan komposisi dari gambar-gambar bergerak. Maka setiap shot harus dirancang berdasarkan tujuan sinematik yaitu:

a. Mengarahkan perhatian penonton pada subyek/obyek yang terpenting
Dalam setiap adegan, shot-shot hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga mengarahkan perhatian penonton kepada subyek/obyek yang mempunyai arti dramatic. Untuk itu, juru kamera perlu memperhatikan berbagai macam cara pengambilan gambar, yaitu:
- Berdasarkan ukuran dan jarak subyek/obyek
Biasanya mata penonton akan tertarik pada subyek/obyek yang lebih besar dan dekat daripada subyek/obyek yang lebih kecil dan jauh. Wajah seorang aktor yang muncul di latar depan sangat mungkin menjadi titik fokus perhatian penonton.

- Ketajaman fokus
Subyek/obyek yang menjadi focus akan lebih diperhatikan penonton daripada yang kabur. Misalnya juru kamera telah menempatkan dua tokoh yang sedang berbicara, yang satu diatur sedemikian rupa mempunyai ukuran yang lebih besar sedangkan satunya berada lebih jauh dari kamera sehigga ukurannya lebih kecil. Namun, karena fokusnya diletakkan pada subyek yang ukurannya lebih kecil, maka subyek tersebut akan lebih menarik perhatian penonton disbanding subyek yang ukurannya besar tapi gambarnya kabur.

- Bergerak
Mata akan lebih tertarik pada benda yang bergerak dibandingkan yang statis. Sebuah benda yang bergerak ditengah adegan yang statis akan menarik perhatian penonton.

- Close up ekstrem
Close up ekstrem merupakan cara yang baik yang akan mempengaruhi penonton agar memusatkan perhatian pada apa yang dimaksudkan juru kamera. Misalnya pada adegan sekelompok prajurit yang berdiri berjajar terdapat seorang prajurit yang selalu memutar-mutar pedangnya sementara yang lain diam saja. Prajurit yang memutar-mutar pedang tersebut tentu akan menjadi pusat perhatian penonton.

- Pembingkaian latar belakang
Juru kamera dapat membuat bingkai baru dalam frame dengan memanfaatkan latar depan subyek/obyek yang akan diarahkan sebagai pusat perhatian. Misalnya juru kamera mengambil
gambar seseorang yang sedang membaca di taman dari sela-sela dedaunan pagar hidup.
- Menggunakan cahaya atau warna
Penggunaan warna dan cahaya dapat membantu penonton mengarahkan perhatian pada subyek/obyek yang penting. Bendabenda yang terang akan lebih menarik dibandingkan yang gelap. Demikian juga warna-warna cerah akan lebih menarik dibandingkan warna suram.
- Gerak lensa zoom
Lensa zoom adalah lensa yang memiliki kemampuan mendekatkan atau menjauhkan subyek/obyek secara optik tanpa harus mendekatkan atau menjauhkan kamera. Dengan menggunakan gerakan lensa zoom suatu adegan dapat semakin terasa dramatis

- Gerak kamera mobil
Jika kamera dapat mengikuti arah gerak mobil, maka kemungkinan pengayaan gerak akan semakin bertambah. Dengan membebaskan kamera pada posisi statisnya, seorang juru kamera dapat menciptakan sudut pandang kamera yang terus menerus sehingga penonton memperoleh sajian gambar bergerak. Misalnya dengan memasang kamera diatas derek atau crane atau steady cam, juru kamera dapat menggerakkan kamera dengan mulus kemana saja. Dengan demikian unsur dramatis
semakin meningkat.

b. Menciptakan ilusi kedalaman.

Komposisi sinematik juga harus memberikan perhatian pada usaha untuk menciptakan ilusi kedalaman atau suatu kesan tiga dimensi pada layar yang pada dasarnya layar tersebut bersifat dua dimensi. Untuk mencapai tujuan itu, seorang juru kamera dapat menggunakan beberapa macam teknik
- Gerak subyek
Untuk menciptakan kesan kedalaman, seorang juru kamera dapat mengatur subyek agar melakukan gerakan diagonal atau mengatur penempatan kamera pada posisi tertentu sehingga pada hasil pengambilan gambar nantinya dapat mendapatkan gerakan diagonal.
- Seleksi pokok
Dengan membuat subyek tertentu lebih focus (tajam) disbanding subyek yang lain, akan tercipta suatu dimensi kedalaman pada gambar yang di rekam.
- Pembingkaian latar depan
Subyek utama diberi bingkai oleh subyek atau obyek dilator depan. Contohnya, seorang tukang ban mobil sedang asyik dengan pekerjaannya membongkar ban yang bocor. Seorang juru kamera mengambil sebuah ban luar yang ukurannya besar kemudian diletakkan berdiri. Selanjutnya kamera diletakkan setinggi ban tersebut dan mengambil gambar tukang tambal ban yang sedang asyik mengerjakan pekerjaannya dari celah ban yang posisinya berdiri. Pengambilan gambar yang demikian juga dapat menciptakan kesan tiga dimensi.

- Efek dengan penyinaran cahaya
Dengan memberi cahaya yang berbeda intensitasnya pada suatu subyek diantara subyek-subyek lain yang tidak mendapatkan cahaya dengan intensitas yang sama, juga dapat menciptakan kesan kedalaman. Contohnya, sebuah adegan three shot dengan komposisi subyek berdiri di kiri dan kanan sedangkan seorang subyek yang lain sedang duduk dikursi yang rendah. Kemudian sebuah sorotan cahaya lunak diterpakan ke wajah subyek yang duduk di tengah itu. Keadaan yang demikian dapat menciptakan kesan gambar yang mempunyai kedalaman.

5. Cutting (Editing)

Editing adalah jiwa dari sebuah film. Editing adalah suatu proses memilih, mengatur dan menyusun shot-shot menjadi satu scene, menyusun dan mengatur scene-scene menjadi sequence yang akhirnya merupakan rangkaian shot yang bertutur tentang suatu cerita yang utuh. Dengan katalain, pekerjaan editing adalah menyingkirkan semua yang berlebihan, yang tidak diperlukan dalam pengambilan gambar sebelumnya, termasuk pengambilan gambar yang salah.

Editor adalah seseorang yang mempunyai peran membantu atau bekerja sama dengan sutradara, mempunyai kewajiban merangkai gambar dengan baik dan teliti sehingga dapat bercerita kepada penonton.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang editor ketika melakukan tugas editing:
- Memilih shot
- Mempertimbangkan keterpaduan dan kesinambungan
- Memilih jenis transisi yang digunakan
- Membentuk irama/tempo

Dalam pembuatan film, terdapat tiga jenis editing, yaitu kesinambungan, kompilasi, dan gabungan kesinambungan dan kompilasi.

a. Editing kesinambungan
Penuturan cerita disampaikan dengan menyusun gambar secara berurutan dan berkesinambungan.

b. Editing kompilasi
Penuturan cerita disampaikan dengan narasi dan gambar-gambar yang ditampilkan sebagai ilustrasi dalam penuturan tersebut sehingga penonton menjadi terbantu oleh gambar-gambar dalam memahami uraian naratifnya.

c. Gabungan editing kesinambungan dan kompilasi
Film-film cerita dapat menggunakan kedua jenis editing tersebut meskipun biasanya lebih sering dengan editing kesinambungan. Namun, pada intro yang menggunakan trailer, biasanya menggunakan editing kompilasi dari cuplikan peristiwa yang nanti akan disajikan dalam cerita utuhnya.

Rabu, 05 April 2017

Teknik Pengambilan Gambar Bergerak



SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR

Dalam penataan kamera secara teknik yang perlu diperhatikan salah satunya adalah camera angle atau sudut kamera. Pemilihan sudut pandang kamera dengan tepat akan mempertinggi visualisasi dramatik dari suatu cerita. Sebaliknya jika pengambilan sudut pandang kamera dilakukan dengan serabutan dapat merusak dan membingungkan penonton, karena makna bisa jadi tidak tertangkap dan sulit dipahami. Oleh karena itu penentuan sudut pandang kamera menjadi faktor yang sangat penting dalam membangun cerita yang berkesinambungan.

Sudut kamera di bagi menjadi 3 jenis yaitu sudut kamera obyektif, subyektif dan point of view.

- Bird eye view
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan





- High angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil.



- Low angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/prominance, berwibawa, kuat, dominan.



- Eye level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.


- Frog Level
Sudut pengambilan ini di ambil sejajar dengan permukaan tempat objek menjadi sangat besar.



b. Sudut kamera subyektif
Kamera dari sudut pandang penonton yang dilibatkan, misalnya melihat ke penonton. Atau dari sudut pandang pemain lain, misalnya film horor. Angle kamera subyektif dilakukan dengan beberapa cara:
- Kamera berlaku sebagai mata penonton untuk menempatkan mereka dalam adegan, sehingga dapat   menimbulkan efek dramatik
- Kamera berganti-ganti tempat dengan seseorang yang berada dalam gambar. Penonton dapat    menyaksikan suatu hal atau kejadian melalui mata pemain tertentu. Penonton akan mengalami  sensasi yang sama dengan pemain tertentu. Jika sebuah kejadian disambung dengan. close up  seseorang yang memandang ke luar layar, akan memberi kesan penonton sedang menyaksikan apa yang disaksikan oleh
pemain yangmemandang keluar layar tersebut. - Kamera bertindak sebagai mata dari penonton yang tidak kelihatan. Seperti presenter yang menyapa pemirsa dengan memandang langsung ke kamera. Relasi pribadi dengan penonton bisa dibangun dengan cara seperti ini.

c. Sudut kamera point of view
Yaitu suatu gabungan antara obyektif dan subyektif. Angle kamera p.o.v diambil sedekat shot obyektif dalam kemampuan meng-approach sebuah shot subyektif, dan tetap obyektif. Kamera ditempatkan pada sisi pemain subyektif, sehingga memberi kesan penonton beradu pipi dengan pemain yang di luar layar. Contoh paling jelas adalah mengambil close up pemain yang menghadap ke pemain di luar layar dan sebelumnya didahului dengan Over Shoulder Shot.


Bidang Pandang Pengambilan Gambar


Seorang pembuat film harus memiliki pemahaman tentang bagaimana harus membuat ukuran gambar (frame size) atau komposisi yang baik dan menarik dalam setiap adegan filmnya. Pengaturan komposisi yang baik dan menarik adalah jaminan bahwa gambar yang ditampilkan tidak akan membuat penonton bosan dan enggan melepaskan sekejap mata pun terhadap gambar yang kita
tampilkan.

Terdapat beberapa shot dasar yang sering digunakan dalam pengambilan gambar, antara lain extreme long shot, long shot, medium long shot, medium shot, medium close up, close up, big close up, extreme close up.

a. Extreme long shot (ELS)
Gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya



b. Very Long shot (VLS)
Gambar dengan teknik VLS ini mempunyai komposisi panjang, jauh, dan luas tetapi lebih kecil daripada ELS. Dengan tujuan menggambarkan adegan kolosal atau obyek yang banyak.


c. Long shot (LS)
Merupakan teknik yang memperlihatkan komposisi obyek secara total, dari ujung kepala hingga ujung kaki (bila obyek manusisa). Dengan tujuan memperkenalkan tokoh secara lengkap dengan setting latarnya yang menggambarkan obyek berada. Biasanya gambar ini digunakan pada sebagai opening shot (biasanya zoom in hingga ke medium shot untuk menggambarkan wajah tokoh yang bersangkutan lebih detail).


d. Medium long shot (MLS)
Gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut



e. Medium shot (MS)
Ialah gambar yang memiliki komposisi subjek (manusia) dari tangan hingga ke atas kepala sehingga penonton dapat melihat jelas ekspresi dan emosi yang meliputinya. Gambar ini sering dilakukan untuk master shot pada saat moment interview.


f. Medium close up (MCU)
Adalah komposisi gambar yang memperlihatkan setengah porsi subjek dengan latar yang masih bisa dinikmati sehingga memberikan kesatuan antara komposisi subjek dengan latar.



g. Close up (CU)
Ialah komposisi yang memperjelas ukuran gambar contoh pada gambar manusia biasanya antara kepala hingga leher. Hal ini menunjukan penggambaran emosi atau reaksi terhadap suatu adegan.